Cerita Mockingbird

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang ayah bernama Dika dan putrinya, Lila. Sejak ibunya pergi, Dika berusaha keras untuk memberikan yang terbaik bagi Lila. Setiap malam, sebelum tidur, ia selalu menyanyikan lagu-lagu lembut untuk menenangkan Lila, mengingatkan mereka berdua bahwa meski hidup penuh kesulitan, mereka akan selalu memiliki satu sama lain.


Suatu malam, Dika melihat Lila memandangi bintang-bintang di langit. Dengan suara lembut, ia berkata, “Lila, lihatlah, di sana ada bintang-bintang. Mereka selalu bersinar, bahkan saat gelap.”


“Kenapa mama tidak ada, Ayah?” tanya Lila, matanya berkaca-kaca.


Dika merasakan sakit di dadanya, tetapi ia tersenyum. “Mama selalu ada di hati kita. Kita bisa berbicara padanya di setiap bintang yang kita lihat.”


Setiap hari, Dika bekerja keras di ladang untuk mencukupi kebutuhan mereka. Ia sering pulang dengan lelah, namun selalu menyempatkan diri untuk menceritakan kisah-kisah dan menyanyikan lagu untuk Lila. Dalam hati, ia berjanji akan melindungi Lila dari semua kesedihan yang ada di dunia ini.


Suatu hari, saat pulang, Dika melihat Lila duduk di bawah pohon besar, tampak sedih. “Ada apa, sayang?” tanyanya.


“Mama bilang kita bisa pergi ke tempat yang lebih baik,” jawab Lila. “Tapi aku tidak tahu ke mana.”


Dika terdiam, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. “Kadang kita tidak bisa pergi ke tempat yang lebih baik secara fisik, tetapi kita bisa menciptakan tempat itu di hati kita.”


Malam itu, di bawah cahaya bulan, Dika menggenggam tangan Lila dan mulai menyanyi. Suaranya menggema lembut di udara malam. Lagu itu adalah janji, harapan, dan cinta yang takkan pernah pudar. Lila menatap ayahnya, merasakan kehangatan dari lagu yang membalutnya.


Waktu berlalu, dan meski tantangan tak kunjung reda, Dika dan Lila terus berjuang bersama. Setiap kali mereka merasa terjatuh, mereka selalu ingat bahwa mereka memiliki satu sama lain. Dika mengajarkan Lila untuk tidak hanya melihat kesedihan, tetapi juga keindahan yang masih ada.


Tahun demi tahun berlalu, Lila tumbuh menjadi gadis yang kuat dan penuh harapan. Suatu malam, ketika bintang-bintang bersinar cerah, ia berkata kepada ayahnya, “Ayah, aku ingin mengingat mama dengan cara yang indah.”


“Dengan cara apa, sayang?” tanya Dika.


“Kita bisa membangun taman di mana semua orang bisa datang dan berbagi cerita,” jawab Lila dengan bersemangat.


Dika tersenyum, bangga akan kebijaksanaan putrinya. Mereka mulai merancang taman tersebut, tempat di mana orang-orang bisa berkumpul, berbagi, dan mengingat cinta yang pernah ada.


Di bawah cahaya bulan, Dika dan Lila menyanyikan lagu-lagu yang selalu mengikat mereka. Dalam lagu-lagu itu, mereka menemukan kekuatan dan kenyamanan, tahu bahwa meski kehilangan menyakitkan, cinta akan selalu mengingatkan mereka pada yang terkasih.


Akhirnya, mereka menyadari bahwa kehidupan, meski penuh kesedihan, juga dipenuhi dengan harapan dan kebahagiaan yang tak terduga. Di sinilah mereka belajar, bahwa di balik setiap kesedihan, ada cahaya yang menunggu untuk bersinar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biodata Full

Biografi Diri

Ayahku